KIAT MEMANFAATKAN INTERNET SEBAIK MUNGKIN


Internet / komputer seperti juga peralatan yang dibuat oleh manusia lainnya
sebetulnya mempunyai kemampuan yang sangat banyak. Akan tetapi manfaat
yang dapat kita peroleh dari Internet menjadi beragam tergantung persepsi dan
kemampuan / kebutuhan yang ada. Sebagai gambaran, jika seorang pengguna Internet tenyata
hanya membutuhkan gambar-gambar porno disamping pekerjaannya sehari-hari yang menyita waktu,
maka yang akan diperoleh orang tersebut di Internet memang terutama gambar-gambar yang dia butuhkan.

Tulisan singkat ini mencoba mengupas cara effektif tetapi cukup sederhana untuk
dapat memperoleh manfaat maksimal dari Internet. Di bawah ini akan saya coba kupas
secara bertahap apa saja yang biasanya perlu kita lakukan agar kita dapat memperoleh perolehan
yang maksimal dengan adanya fasilitas Internet.

Tahap pertama - "niat" ... mungkin agak mengherankan bagi sebagian pembaca?
Ternyata tahap pertama "niat" ini seperti juga dalam shalat menjadi tahapan kunci
dari seluruh keberhasilan kita dalam memanfaatkan Internet. Misalnya, jika niat kita
untuk menggunakan Internet untuk mencari berita yang menghujat rezim orde baru maka
saya yakin yang anda peroleh adalah banyak berita hujatan. Jika niat kita untuk menjadi kaya
maka Insya Allah yang akan anda peroleh adalah informasi bisnis / usaha yang menarik
yang kemungkinan akan menjadikan anda lebih kaya. dsb. Intinya hasil yang akan kita
peroleh akan sangat ditentukan oleh niat awal kita menggunakan Internet.
Yang berbahaya adalah orang yang tidak tahu apa yang dia inginkan pada saat masuk
ke Internet ..... Jangan kuatir Internet merupakan tempat yang sangat mudah untuk tersesat
atau menuju jalan yang sesat :-) ....

Tahap ke dua - "belajar menyambung ke Internet" tahap ini adalah
tahapan yang paling sederhana seperti belajar cara menyambungkan komputer
ke Internet, belajar mengambil mail, belajar melakukan browsing di Web.
Tahapan awal ini umumnya dapat dilalui dalam perioda yang cukup singkat.
Akan tetapi untuk memulai tahapan ini umumnya kebanyakan orang harus melampaui
suatu halangan kultural / budaya yang cukup besar, misalnya, cukup banyak yang berfikiran
dunia Internet & komputer merupakan dunia yang sangat rumit; adalagi yang berfikiran
bahwa Internet akan sangat mahal (memang akan mahal kalau kita mengambil gambar-gambar dsb).
Umumnya setelah ditunjukan cara sederhana & effisien untuk mengkaitkan diri ke Internet
orang mulai tertarik & dapat dengan mudah berinteraksi melalui Internet seperti halnya
menggunakan pesawat telepon atau FAX.


Tahap ke tiga - "belajar mengambil / membaca informasi" ..
Pada tahapan ini kita perlu betul-betul mengarahkan diri kita untuk membaca,
mengambil informasi secara effisien. Web dapat digunakan seperlunya untuk
memperoleh informasi maupun untuk pembanding berbagai informasi yang ada.
Pengetahuan tentang berbagai hal dapat kita bangun dengan cara membaca.
Mailing list / fasilitas diskusi di Internet ada baiknya di langgan secara spesifik
yang betul-betul sesuai dengan kesukaan kita masing-masing.
Informasi demikian banyak di Internet, kita harus betul-betul selektif
dalam mengambil informasi / berlangganan mailing list / newsgroup untuk memperoleh
manfaat yang maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Pada tahapan ini, kita sebetulnya berhadapan dengan budaya bangsa Indonesia yang
paling mendasar ... umumnya kebanyakan bangsa Indonesia lebih menyukai budaya
"oral" dalam menyampaikan ide / segala sesuatunya; berbeda dengan budaya Indonesia
umumnya maka Internet merupakan budaya baca & tulis. Hal ini akan menjadi penghambat
utama bagi sebagian besar bangsa Indonesia untuk dapat belajar membaca / mengambil
informasi. Mudah-mudahan dengan semakin banyaknya bangsa kita yang terdidik
maka budaya baca-tulis menjadi lebih baik lagi.


Tahap ke empat - "belajar cara belajar (learn how to learn)"
Dalam berpartisipasi dalam mailing list / newsgroup
ada baiknya kita memperhatikan baik-baik diskusi yang berlangsung dalam mailing list /
newsgroup tersebut, kenali baik-baik semua player yang ada, kenali baik-baik
tata-cara / aturan / etiket berdiskusi yang di anut. Hindari spam untuk menjaga
nama baik kita pribadi. Hal-hal ini perlu dilakukan sebelum kita terjun
untuk berpartisipasi dalam diskusi tersebut.

Belajar untuk terbuka & menerima pendapat orang lain, belajar untuk
berargumentasi / berdebat secara gentleman, menghargai pendapat orang lain,
terbuka pada ide-ide, pendapat, ilmu-ilmu baru merupakan kunci keberhasilan
kita dalam memahami ilmu dari Internet.

Kemampuan kita untuk menganalisa berbagai masukan dan menstrukturkannya
dalam sebuah pengetahuan nantinya akan menjadi kunci keberhasilan dalam pengembangan
knowledge secara keseluruhan. Pada tingkat ini kita harusnya menjadi lebih berwawasan dan
lebih bijaksana (wise).


Tahap ke lima - "belajar untuk menghasilkan pengetahuan & informasi"
Pengetahuan (knowledge) yang di akumulasikan / dikumpulkan dari berbagai sumber
setelah melalui proses analisa dan sinteasi harus di sebarkan kembali dan di publikasikan
Internet merupakan media yang sangat baik untuk proses diseminasi pengetahuan tadi
baik melalui Web yang sifatnya satu arah, maupun melalui mailing list / newsgroup
yang sifatnya interaktif dua arah.

Kemampuan untuk menjadi produsen informasi / knowledge akan menjadi kunci utama
keberhasilan kita dalam berkarya melalui Internet. Bentuk sederhana dari produsen
informasi / knowledge ini misalnya seseorang yang mempunyai Web pribadi yang berisi
buku / tulisan-tulisan / software / hasil karya lainnya (dapat berupa foto / blue print dll).

Tentunya nilai tambah seorang produsen akan sangat besar di bandingkan dengan
orang yang belum mampu memproduksi sendiri pengetahuan tersebut. Dalam kalimat sederhananya
seorang produsen informasi / knowledge akan memperoleh uang / rizki lebih banyak
dibandingkan dengan orang yang belum memiliki pengetahuan tersebut.

Tingkat ini merupakan tingkat yang cukup tinggi bagi seseorang yang telah berkecimpung
di Internet cukup lama. Saya pribadi berharap semakin banyak orang Indonesia yang
mampu menjadi produsen knowledge / informasi ini - tantangannya memang tidak mudah
tetapi bagi seseorang yang telah mencapai tahapan ini, maka reward yang akan diperolehpun
tidak sedikit.

Tahapan-tahapan ini akan terus berinterasi untuk memuliakan pengetahuan seseorang
menjadi semakin baik dengan bertambahnya waktu.


Hal yang perlu kita pahami bersama bahwa
semua tahapan yang diterangkan ini tidak mungkin dikerjakan dalam waktu beberapa hari
atau beberapa bulan, saya pribadi melalui tahapan-tahapan ini sejak tahun 1985-1986
dan semuanya dilakukan secara otodidak (belajar sendiri) - saya berharap pembaca
lainnya dapat lebih mudah melalui tahapan-tahapan ini supaya lebih banyak lagi
bangsa kita yang dapat berhasil melalui Internet.

Mudah-mudahan opini singkat ini dapat menggugah para pembaca untuk mengarahkan
dirinya ke hal-hal yang akan menguntungkan masing-masing pembaca dalam menggunakan Internet.
Merdeka.

Mengakali Akses Internet Agar Murah

Mungkin sebagian besar dari kita sudah mengetahui tentang keberadaan WARNET di banyak tempat di Indonesia. Pada hari ini menurut data yang terdaftar ,jumlah Warnet di seluruh Indonesia sekitar 1200 buah dengan konsentrasi 600-an buah di Jakarta saja. Perkiraan kasar, kemungkinan besar jumlah WARNET yang ada melebihi 1200-an tsb karena setiap hari paling tidak ada 4-10 warnet yang mendaftar ke natnit.net demikian laporan rekan Chacha salah seorang direktur natnit.net.

Sebetulnya konsep dasar dari WARNET adalah menggunakan secara bersama-sama sebuah saluran / pipa ke Internet yang kemudian di bebankan kepada pengguna WARNET sehingga biaya secara keseluruhan menjadi murah. Sebagai gambaran, biaya telepon lokal dan ISP per jam adalah sekitar Rp. 10.000 / jam. Sebuah WARNET yang menggunakan satu buah saluran telepon untuk akses secara bersama lima (5) buah komputer maka sebetulnya biaya yang di tanggung setiap komputer-nya adalah Rp. 2000 / komputer / jam. Dengan tarif Rp. 5000 / komputer / jam sudah cukup lumayan untuk mengembalikan modal komputer tersebut dalam waktu satu tahun maupun menggaji operator WARNET tsb. Bayangkan jika sebuah WARNET dengan 40-100 komputer maka bisa dibayangkan berapa keuntungan yang bisa diperoleh dengan tarif Rp. 5000 / jam tadi – oleh karena itu tidak aneh jika WARNET yang menggunakan banyak sekali komputer akan mampu untuk menekan biaya dengan murah sekali.

Apakah konsep WARNET ini terbatas pada WARNET yang kita kenal selama ini? Dalam sebuah ruangan beberapa buah komputer tersambung dalam sebuah LAN. Jawabnya sangat sederhana & singkat – TIDAK – konsep WARNET tidak di batasi pada pola sederhana seperti itu. Diskusi-diskusi banyak dilakukan di mailing list asosiasi-warnet@egroups.com.

Pada dasarnya dari sisi peralatan yang dibutuhkan adalah komputer yang tersambung dalam LAN, sebuah server yang bisa juga di ganti dengan peralatan Internet Sharing Server (ISS) agar memudahkan operator yang belum mengenal komputer yang tersambung ke peralatan telekomunikasi yang biasanya berupa modem dan telepon. Konsep ini bisa saja kita implementasikan di kantor-kantor, sekolah, madrasah, pesantren, lembaga penelitian, perguruan tinggi agar banyak orang dapat mengakses secara bersama-sama Internet dengan biaya murah. Semakin banyak orang yang bersama mengakses akan semakin murah biayanya. Di UNPAR biaya / mahasiswa adalah Rp. 4300 / bulan / mahasiswa. Di SMKN1 Ciamis untuk e-mail biaya per siswa adalah Rp. 1000 / siswa / bulan untuk akses e-mail.

Dari sisi peralatan dan metoda akses juga bisa sangat beragam sekali tergantung kebutuhan dan kejelian kita. Misalnya di beberapa tempat di Jakarta yang memiliki akses kabelvision, mereka dapat menggunakan cable modem kecepatan 64-300-an Kbps untuk akses Internet menggantikan telepon milik Telkom. Beberapa WARNET di Bandung, Surabaya, Jogya, Malang dll. yang tergabung pada Koperasi Warnet Indonesia saat ini bahkan memasang stasiun bumi sendiri untuk akses Internet ke satelit internasional berkecepatan tinggi 1Mbps-an dan menggunakan microwave 2-11Mbps untuk di sebarkan ke WARNET & anggota lainnya. Sewa satelit internasional yang sekitar US$5000-an / bulan menjadi murah jika di bayar oleh 10-20-an WARNET secara bersama-sama. Beberapa teman & WARNET di Bogor sudah beberapa lama experimen menggunakan teknologi Digital Subscriber Line (DSL) pada kecepatan > 128Kbps menggunakan kabel telepon milik Telkom. Teman-teman dari Corexindo bahkan sekarang sudah mulai bereksperimen untuk menggunakan komunikasi cahaya infra merah berkecepatan tinggi 10Mbps untuk menggantikan peralatan microwave tsb. Dengan cara beramai-ramai menyewa satu saluran ini maka biaya komunikasi jarak jauh dapat di tekan habis-habisan.

Konsep WARNET yang biasanya dibatasi satu ruangan dengan beberapa komputer yang tersambung dalam LAN sebetulnya juga mulai di pertanyakan. Beberapa teman telah mengembangkan konsep yang lebih kompleks lagi misalnya menyambungkan sebuah Mall seperti Mall Ambassador & Mall Ratu Plaza yang sebagian besar tenant-nya mulai di sambungkan ke Internet. Jadi LAN yang digunakan tidak lagi terbatas pada satu ruangan tapi sudah satu gedung yang mereka sambungkan. Dari gedung tsb. biasanya menggunakan microwave 2Mbps atau untuk Mall Ratu Plaza rasanya menggunakan komunikasi cahaya infra merah kecepatan 10Mbps. Tentunya kompleks perkantoran terutama yang berupa gedung tinggi akan sangat di untungkan dengan konsep-konsep Internet Kampus Network ini dan beroperasi 24 jam. Biaya yang di tanggung para tenan ini dalam orde beberapa ratus ribu rupiah saja (sekitar Rp. 200-300.000 / bulan / tenan) untuk akses Internet 24 jam pada kecepatan akses lokal 2-10Mbps.

Beberapa teknologi kontroversial juga mulai di perkenalkan ke rekan-rekan terutama pengusaha WARNET untuk tidak membatasi diri-nya ke ruangan WARNET-nya tapi juga bisa menyambungkan tetangga-tetangga mereka untuk membentuk RT/RW-net. Beberapa teknologi bisa digunakan untuk membangun RT/RW-net ini. Salah satu yang cukup kontroversial adalah Home Phone Network yang memungkinkan sambungan antar rumah dalam jarak 1000 kaki (sekitar 330 meter) menggunakan kabel telepon biasa pada kecepatan 1 s/d 10Mbps peralatan COMPEX yang rasanya mampu untuk kecepatan 10Mbps. Yang tidak kalah menarik adalah internet melalui kabel listrik / PLN, kecepatan yang bisa di capai biasanya sekitar 1 Mbps. Teknologi Internet kabel listrik ini cocok untuk kompleks perumahan, kompleks perkantoran yang masih dalam satu gardu / trafo PLN yang sama. Biasanya kabel PLN mempunyai tiga (3) fasa, untuk keperluan ini maka perumahan yang bisa kita sambung hanya yang menggunakan fasa yang sama saja.

Bagi WARNET / institusi yang berada di daerah yang sulit di jangkau oleh Telkom – sebetulnya kita masih bisa menggunakan teknologi radio paket kecepatan 1200-9600bps untuk pengiriman e-mail / berita berupa text.

Bukan mustahil kita bisa melihat banyak orang Indonesia berada di dunia maya dengan kemudahan & kemurahan akses Internet ini.